Yuk Jaga Diri Kita dari Diabetes dengan #LiveHealthierLives

Sun Life Diabetes

Diabetes. Satu kata yang terucap ketika mendengar kata itu yaitu sedih. Almarhum bapak saya mengidap diabetes semasa hidupnya, dan beliau wafat akibat serangan jantung. Mungkin serangan jantung itu berakibat dari penyakit diabetesnya. Walau begitu beliau berusaha untuk menjaga pola makan dan berolahraga secara rutin, namun Tuhan berkehendak lain. Al Fatihah untuk bapak.

Oleh sebab itu saya merasa harus menjaga pola makan dan rajin berolahraga. Karena pada dasarnya diabetes juga disebabkan oleh genetik atau keturunan. Satu dari kakak perempuan saya sudah mengidap diabetes juga. Jujur hal itu membuat saya jadi takut, sedih tapi juga harus tetap optimis bahwa saya harus tetap sehat dan menjaga pola makan dan rajin berolahraga.

 

Sun Life Diabetes
(Dok: Pixabay)

Apalagi berdasar data International Diabetes Federation (IDF) Atlas 2017 bahwa epidemi diabetes di Indonesia masih menunjukkan kecenderungan meningkat, khususnya diabetes tipe 2. Indonesia menjadi negara peringkat ke-enam dengan jumlah penyandang diabetes terbesar di dunia, setelah Tiongkok, India, Amerika Serikat, Brazil dan Meksiko.

Bayangkan sekitar 10,3 juta masyarakat Indonesia mengidap diabetes pada rentang usia 20-79 tahun. Namun, hanya separuh dari mereka yang menyadari kondisinya, dan ini bukan angka yang sedikit lho.

Hal ini dapat menjadi kerugian bangsa jika tidak segera ditanggulangi. Mengapa? Karena diperkirakan puncak demografi terjadi pada 2030, dan 21,3 juta jiwa Indonesia mengidap diabetes tipe 2. Selain mengancam kualitas generasi penerus bangsa, tingginya prevalensi penyakit kronis ini juga berdampak pada perekonomian nasional.

Pada 2018, BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) Kesehatan telah menggelontorkan dana Rp6,1 triliun untuk pengobatan penyakit diabetes. Betapa berat beban masyarakat dan pemerintah Indonesia di masa mendatang bila penyakit diabetes terus menggerogoti sebagian besar rakyatnya apalagi di usia produktif.

Oleh sebab itu dalam rangka menyambut Hari Diabetes Internasional, Sun Life menggelar talkshow yang menghadirkan pembicara:

  • dr. Dante Saksono, Sp.PD, PhD, seorang Spesialis Kelenjar (Endokrinologi), RSCM
  • Elin Wati, Presiden Direktur PT Sun Life Financial Indonesia
  • Kaisar Simanungkalit, Head of Brand Communications & Client Marketing Sun Life Indonesia
  • Ibnu Jamil, public figure sekaligus duta kampanye Live Healthier Lives
  • Kelly Tandiono, public figure sekaligus duta kampanye Live Healthier Lives
SunLifeDiabetes
Kaisar Simanungkalit – Head of Brands Communication & Client Marketing Sun Life Indonesia

Rendahnya literasi diabetes masyarakat Indonesia

Di Indonesia, literasi diabetes di tengah masyarakat kita masih rendah. Hal ini ditegaskan dengan data 68% penduduk Indonesia yang menilai bahwa diabetes adalah penyakit yang disebabkan oleh faktor keturunan saja. Padahal, gaya hidup yang tidak sehat menjadi faktor utama seseorang menderita diabetes, khususnya tipe 2.

Seperti yang dipertegas oleh dr. Dante Saksono Sp.PD, PhD, Spesialis Kelenjar (Endokrinologi) dari RSCM, ”Hasil survey FKUI RSCM-Divisi metabolik endokrin menemukan 1 dari 8 orang di Jakarta terkena diabetes, dan 2 dari 3 orang yang terkena diabetes tidak mengetahui kalau dirinya terkena diabetes.”

SunLifeDiabetes

Sebelum benar-benar terdeteksi diabetes, sebenarnya kita dapat melihatnya melalui gejala yang kita temukan pada diri kita. Bila kadar gula darah normal berada di bawah 100mdl, maka dikatakan prediabetes bila kadar gula darah berada diantara 100-125mdl.

Prediabetes adalah bila seseorang yang kadar gula darahnya lebih tinggi dari kadar gula darah normal namun belum cukup dikatakan diabetes. Walaupun begitu kita tetap harus waspada dengan keadaan tersebut.

Beberapa faktor yang memicu resiko tinggi terjadinya diabetes, adalah:

  • Etnik tertentu, berdasar penelitian genetik di Indonesia, resiko diabetes terbesar ada pada suku Manado dan Ternate. Dimana di dua suku tersebut penderita diabetes 35% lebih besar dari pada suku lain di Indonesia.
  • Berat badan berlebih, salah satu cara mengetahui kita berisiko terkena diabetes yaitu dengan mengukur lingkar perut. Apabila lingkar perutnya lebih dari 80cm maka kita berisiko terkena diabetes.
  • Aktivitas fisik yang kurang. Kemajuan teknologi tidak dibarengi dengan aktivitas fisik karena semuanya dipermudah dengan adanya teknologi. Misalnya saja lebih menyukai naik lift atau eskalator daripada naik tangga.
  • Diet yang tidak seimbang. Generasi sekarang diharuskan untuk menjadi smart eater yaitu generasi yang pintar dalam memilih jumlah dan kualitas makanan yang akan dimakan. Jadi bukan sekedar kenyang.

Oleh sebab itu peningkatan pemahaman dan upaya pencegahan terhadap diabetes menjadi sebuah keharusan. Prediabetes penting diketahui agar dapat mencegah diabetes itu sendiri. Prediabetes akan menjadi diabetes bila terlambat diketahui. Gejala klasik diabetes yaitu:

  • selalu lapar
  • selalu haus
  • sering buang air kecil
  • mudah mengantuk
  • berat badan turun
  • masalah seksualitas
  • rabun jauh
  • keputihan
  • kesemutan

Sayangnya, masyarakat masih kerap abai terhadap gejala ini. Faktanya, hanya 30% penderita diabetes di Indonesia yang memahami tentang diabetes dan cara penanganannya. dr. Dante menambahkan upaya efektif untuk mencegah dan mengendalikan diabetes harus dilakukan, dimulai dari menerapkan gaya hidup yang lebih sehat.

Menjaga pola makan sehat dan berimbang, aktif bergerak atau berolahraga, menghindari diri dari rokok dan alkohol, hindari stress serta membangun komunitas pendukung yang solid dapat membantu kita mencegah diabetes.

Karena diabetes yang tidak terkontrol akan menimbulkan resiko penyakit jantung 2-4 kali lipat. 70-80% penderita diabetes meninggal karena kelainan jantung dan pembuluh darah. Hal itu yang menimpa almarhum bapak saya.

Selain terjadinya resiko penyakit jantung dan penyempitan pembuluh darah, rabun jauh yang akhirnya menyebabkan kebutaan juga menjadi resiko dari diabetes. Pasien diabetes juga rentan akan luka. Sekali terluka, maka luka yang diderita akan lama sembuhnya, bahkan tidak mungkin menjadi membusuk dan akhirnya menular ke bagian lain yang berakibat dilakukannya amputasi.

Dukung literasi diabetes, Sun Life Indonesia menyerukan #TeamUpAgainstDiabetes

“Demi menekan angka gelombang penderita diabetes di Indonesia, Sun Life Indonesia merilis laporan berjudul “Diabetes in Asia: Empowering communities to lead healthier live”. Laporan ini memberikan rekomendasi berupa peningkatan literasi diabetes dan pendekatan terkordinasi berbasis komunitas, sebagai upaya yang perlu dilakukan bersama”, papar ibu Elin Waty.

SunLifeDiabetes

Momen Hari Diabetes Sedunia tahun ini menjadi momen penting bagi Sun Life Indonesia mempertegas komitmennya dalam usaha melawan diabetes di tanah air. Salah satunya yaitu dengan merancang kampanye #LiveHealthierLives yang membantu pemahaman dan kepedulian akan diabetes.

Kampanye mendukung diabetes day ini juga diramaikan dengan aktivitas Sun Life Virtual Charity Run. Mengusung #TeamUpAgainstDiabetes, aktivitas resolution run 2020 ini menghadirkan duta kampanye juga public figure Ibnu Jamil dan Kelly Tandiono.

SunLifeDiabetes
Ibnu Jamil, Kelly Tandiono dan Kaisar Simanungkalit.

Memanfaatkan jangkauan digitalisasi yang luas dan peran penting komunitas, Sun Life Indonesia mengajak lebih banyak masyarakat untuk turut berpartisipasi dalam gerakan kolektif melawan diabetes, #TeamUpAgainstDiabetes.

Upaya edukasi terkait diabetes dan pentingnya penerapan pola hidup sehat, juga telah dilakukan Sun Life Indonesia.  Sehat fisik, sehat finansial menjadi suatu hal penting yang harus dipahami oleh masyarakat kita. Untuk apa kita bekerja mati-matian bila kesehatan fisik dan finansial kita tidak terjaga, yang salah satunya dengan mempunyai asuransi kesehatan.

“Kami berharap berbagai inisiatif dan aktivitas yang kami lakukan dapat membantu meningkatkan literasi diabetes, sekaligus memicu masyarakat untuk mulai menerapkan hidup yang lebih sehat sejak dini. Pencegahan menjadi langkah krusial yang perlu diambil, guna menekan laju angka penderita diabetes di tanah air, demi menyelamatkan masa depan kualitas generasi dan ekonomi bangsa,”pesan Elin Waty.

SunLifeDiabetes

 

 

11 Replies to “Yuk Jaga Diri Kita dari Diabetes dengan #LiveHealthierLives”

  1. Diabetes tu diem-diem aja, tapi sekali muncul bahaya ya 🙁
    Harus jaga kondisi dan jaga makan biar terhindar.

    1. Iya mbak, tanpa sadar kita menimbun gula dalam tubuh.

  2. Penyakit diabetes memang menakutkan. Ngobatinya susah, pun makanan harus diatur sebaik-baiknya

    Beberapa kali ketemu orang sakit diabetes, badannya cenderung kurus, padahal kliatannya sehat

    Saran dokter orang diabet harus makan permen untuk mengontrol gulanya

  3. Tanda-tanda diabetes ini seringkali diabaikan karena mirip banget sama orang yang lelah dan ngantuk aja gitu ya. Semoga makin banyak yg peduli dengan diabetes ini

  4. Informasi tentang Diabetes itu benar2 dibutuhkan ya agar kita bisa jaga2 dan antisipasi.

  5. Ya Allah dari umur 20 ada yang sudah menderita diabetes, ya? 🙁
    Tante aku ada mbak yang terkena diabetes, duh jadi sedih. Semoga masyarakat Indonesia semakin meningkatkan literasi diabetes maupun penyakit lainnya, ya. Supaya paham cara menghindari dan mengobatinya.

  6. Duh jadi ngeri. Setahun belakangan ini aku lagi malas banget olah raga. Naik 20kg ini hiks…

  7. Yesi Intasari says: Reply

    Bener banget ya mba kita harus terus berupaya untuk mengedukasi terkait diabetes dan pentingnya penerapan pola hidup sehat. Sehat fisik, sehat finansial menjadi suatu hal penting yang harus dipahami oleh masyarakat kita. Bagus bangrr nih programnnya Sun life.

  8. Waduhhh dari semua gejalanya, ada beberapa yang sedang saya alami. Memang sih dari keluarga sendiri ada kerutunan diabetes semua 🙁
    Harus bisa mengubah gaya hidup nih, supaya tetap sehat 🙂

  9. makanya mba aku tuh skrg udah ngurangin banget sama makanan yang manis-manis, walaupun masih muda tapi resiko penyakit ga ada yang tau. Apalagi angka PTM saat ini juga lumayan tinggi

  10. Waduuuh aku merasa lapar terus nih. Ngeri juga kalo kena diabet

Leave a Reply