Menapaki Betawi dalam Lukisan Sarnadi Adam

Karya seni di Indonesia sangat beragam, mulai dari seni musik, seni suara, seni tari, seni lukis, bahkan seni pertunjukan. Banyak sudah seniman-seniman kita yang telah melanglang buana dan terkenal dengan hasil karyanya. 
Sebut saja Bagong Kussudiardjo dengan seni tari dan pertunjukannya, Idris Sardi dengan seni biolanya, tak terhitung penyanyi kita yang juga terkenal misalnya Ruth Sahanaya, Raisa, KD, Titi DJ, dan masih banyak lagi. Begitu juga dengan seni lukis ada maestro pelukis Affandi yang karyanya disejajarkan dengan maestro pelukis kenamaan dunia lainnya.

Sarnadi Adam, pelukis Betawi yang juga dosen UNJ
Keanekaragaman suku di Indonesia juga menghasilkan banyak seniman yang berbakat dengan menampilkan ciri khas kedaerahannya. Adalah seniman asli Betawi yaitu Sarnadi Adam yang kali ini menggelar pameran hasil karyanya dari tanggal 20-25 Agustus 2017. 
Suatu kehormatan bagi saya dan rekan BloggerCrony dapat menghadiri acara peresmian pembukaan pameran karya beliau. Berkolaborasi antara Aston Marina Ancol dan Merpati Training Center dalam rangka memeriahkan hari kelahiran Indonesia ke 72, pameran lukisan Sarnadi Adam diselenggarakan di lobby hotel Aston Marina Ancol yang didukung juga oleh Women Radio.
Aston Marina Ancol adalah salah satu hotel naungan Archipelago International, yang beroperasi sejak 2008. Berlokasi di jantung Jakarta Utara yang berdekatan dengan pusat rekreasi air dan pantai, menjadi Aston Marina sebagai tempat yang nyaman seperti rumah sendiri. 
Dengan fasilitas lengkap dan service prima, Aston Marina Ancol menggandeng Merpati Training Center (MTC) dalam mendukung apresiasi seni anak bangsa. MTC yang diresmikan tahun 1995 oleh Mentri Perhubungan didirikan untuk memfasilitasi kebutuhan training internal tapi juga perusahaan penerbang lain. Seperti yang dikatakan bapak Alfandi Yuniar Luthfi selaku Direktur Utama Merpati bahwa MTC bangga jadi bagian perhelatan pameran lukisan Sarnadi Adam ini.
Sarnadi Adam, putra asli Betawi kelahiran Simprug, Kebayoran, Jakarta Selatan 27 Agustus 1956 ini menyelesaikan pendidikannya di Sekolah Seni Rupa Indonesia dan Institut Seni Indonesia, Yogyakarta. Beliau merasa terharu sekaligus bangga bisa ikut mengharumkan nama Indonesia juga tanah kelahirannya ke kancah seni lukis dunia.
Bapak Sarnadi Adam dan Bapak Oesman Sapta Odang diantara pejabat undangan
Karena seperti yang dikatakan Bapak Oesman Sapta Odang, Ketua Dewan Perwakilan Daerah DKI Jakarta dalam sambutan peresmiannya, bahwa pemerintah dalam hal ini DPD DKI Jakarta mendukung seniman lokal untuk berkreasi dan berkarya. Tidak banyak pelukis Betawi di Indonesia dan sudah sepatutnya kita ikut merasa bangga dan mengapresiasi karya mereka.
Sudah banyak karya-karya Sarnadi Adam yang dipamerkan ke berbagai negara seperti Belanda, Jerman, Perancis, Swedia, Belgia, Luxemburg, New York, New Jersey dan Boston. Bahkan lukisan beliau banyak di koleksi di berbagai lembaga maiupun perseorangan, seperti di Dewan Kesenian Jakarta, Bentara Budaya, Museum Jakarta, Bank Indonesia, gubernur bahkan presiden.
Aktif melukis tidak menghalangi aktifitas beliau sebagai dosen di jurusan Seni Rupa, Universitas Jakarta. Beliau aktif dan konsisten menyelenggarakan dan mengikuti pameran yang bertujuan pengangkatan eksistensi diri dan bentuk pertanggungjawaban diri sebagai seniman.
Pameran lukisan Sarnadi Adam ini juga dimaksudkan untuk pelajaran bagi masyarakat terutama generasi muda. Tema yang dihadirkan tidak jauh dengan keseharian masyarakat Betawi pada jamannya. Sarnadi Adam sangat detail menembak sisi seni kehidupan masyarakat Betawi.
Warung dikampung Rawa Simprug
Kondangan

Menatap masa depan

Ada sekitar 26 lukisan dengan tema berbeda, mulai dari penari Betawi, perkampungan Betawi, kehidupan nelayan masyarakat Betawi juga tradisi Betawi seperti kondangan. Sisi religiuspun juga tidak lepas dari tangkapan beliau dengan menghadirkan lukisan Kabah yang saya interpretasikan sebagai wujud kerinduan dan keberserahan pelukis kepada Sang Pencipta.
Saya memang bukan pengamat seni profesional, tapi kebetulan juga saya suka melukis dan suka lukisan. Menjadi ketertarikan sendiri bagi saya akan lukisan beliau yang sebagian besar menampilkan sosok perempuan, terutama penari asli Betawi dengan kostumnya yang berwarna merah kuning.
Pameran lukisan beliau ini berlangsung hingga 25 Agustus 2017 mendatang. Untuk peminat dan penikmat seni lukis yuuk hadiri pameran ini. Semoga kedepannya akan lebih banyak lagi pelukis-pelukis yang dapat menyelengarakan pameran hasil karyanya.

HQ’17

12 Replies to “Menapaki Betawi dalam Lukisan Sarnadi Adam”

  1. Lukisannya keren dan sarat nilai kebudayaan. Two tumbs up

    1. Dan kita harus mengapresiasi hasil karya mereka ya

  2. Dian suka lukisan seperti ini lebih mudah di mengerti oleh orang awam dan ada cerita di dalam lukisannya ya^^

    1. Benar mbak…menceritakan kehidupan dan aktifitas sehari2 ya.. Gak banyak lho pelukis Betawi skrg ini, semoga dgn adanya pameran ini membuat pelukis Betawi lainnya bisa terpacu ya motivasinya.

  3. Bagus bagus ya mbk,
    Ini nggak hanya refreshing bwt mata tp jg bikin qt lbh kenal sm budaya betawi ya mbk, cakeeppp, ?

    1. Iya, warna2 yg dipake juga mencerahkan pandangan dan pikiran.

  4. Cantik-cantik lukisanya.

    1. Iya, terimakasih

  5. Bagus bgt lukisannya, melestarikan budaya betawi.

  6. lukisannya menggambarkan betawi jaman dahulu

    1. Hai mak tami…iya ya jadi kita ikut terbawa ke jaman itu. Makasih ya udah mampir.

Leave a Reply