Perhelatan akbar 5 tahunan di negara Indonesia semakin mendekati harinya. Berbagai media baik online maupun offline banyak memberitakan tentang euforia pesta demokrasi Pemilu ini.
Kedua belah pihak peserta Pemilu juga saling membranding diri mereka untuk mendapat simpati dari para pemilih di negeri ini, termasuk generasi millenials sebagai pemilih baru.

Bagi generasi millenials yang di tahun ini terdaftar sebagai pemilih baru tentu memberikan pengalaman sendiri. Sebagai pengalaman pertama mereka dalam Pemilu kali ini, tentu diharapkan mereka dapat menggunakan hak suara mereka.
Seperti kita ketahui satu suara dalam Pemilu sangat menentukan nasib bangsa ini kedepannya. Penting bagi mereka mendapatkan pengertian dan pemahaman akan hak mereka dalam memberikan suara.
Hal itu juga yang menjadi concern dari Jaringan Satu Matahari yang ingin mengajak masyarakat dari berbagai lapisan masyarakat untuk ikut berpartisipasi menggunakan hak suara mereka.

Cerdas dalam berpolitik berarti bahwa harus dapat memaknai bahwa perbedaan dalam pilihan itu harus difahami sebagai mekanisme politik yang demokratis. Tentu saja harus kita hargai perbedaan tersebut.
Hal tersebut juga yang masuk dalam diskusi “Dialog Milenial” yang mengangkat tema “Tantangan Generasi Milenial dalam Kemajuan Bangsa” di Balai Kartini, Sabtu (30/03) lalu. Janganlah hanya karena berbeda pilihan, pertemanan dan silahturahmi jadi terhambat.

Cerdas dalam berpolitik dan menentukan pilihan tentu diharapkan dari generasi milenial sekarang ini. Sebagai contoh dapat dilihat dari hasil kerja pemerintahan sekarang yang dipimpin oleh Presiden Jokowi.
Kemajuan Indonesia dapat dilihat dan bahkan dihargai oleh negara-negara lain, dalam berbagai bidang. Seperti baru-baru ini saja, Indonesia berhasil menjadi tuan rumah ajang olahraga bergengsi Asian Games 2018 dan berhasil mengharumkan nama bangsa di kancah internasional.

Sebagai Warga Negara Indonesia tentu bangga sekali dengan hasil yang dicapai oleh rakyat di pemerintahan sekarang ini. Bukan itu saja dalam bidang infrastruktur pun Indonesia sudah jauh lebih maju, dengan terbukanya jalan tol yang menghubungkan berbagai daerah bahkan di Timur Indonesia.
Hal itu menunjukkan bahwa pembangunan bukan hanya dominasi daerah-daerah di perkotaan tapi juga merambah ke pelosok-pelosok di seluruh Indonesia. Komitmen pemerintahan Presiden Jokowi untuk memajukan Indonesia mulai dari Sabang sampai Papua.
Infrastruktur yang berhasil dibangun di pemerintahan Presiden Jokowi menjadi investasi dan syarat bahwa optimis Indonesia akan maju di 25 tahun kedepan. Hal ini menandakan bahwa pemerintahan Presiden Jokowi sangat memikirkan generasi milenials sebagai generasi penerus bangsa. Visi kebangsaan yang diusung Bapak Jokowi sangat jauh kedepan dan dinamis.


Dialog Milenials yang dihadiri oleh generasi milenials jaringan Satu Matahari ini menghadirkan narasumber Bapak Prof. Dr. H. Abdul Munir Mulkhan selaku Sekretaris PP Muhammadiyah yang juga Kapodri Studi Agama dan Filsafat UIN Sunan Kalijaga, Jogjakarta, Bapak Muhammad Luthfi selaku Wakil Ketua Tim Kemenangan Nasional, Bapak Djali P Sangadji selaku Dewan Pengarah Jaringan Satu Matahari dan Hanung Bramantyo, sutradara film nasional.
Dalam Dialog Milenials ini juga dibacakan Deklarasi Milenials Indonesia yang peduli akan masa depan Indonesia dan menginginkan Pemilu dapat berlangsung dengan damai dengan menyatukan dan mengikrarkan pilihan mereka pada pemerintahan Bapak Jokowi untuk keberlangsungan masa depan Indonesia yang optmis maju ke depan.

Jaringan Satu Matahari yang peduli akan kemajuan Indonesia mengajak dan merangkul generasi milenials untuk menggunakan hak politik mereka. Mari kita bergandengan tangan, gunakan hak pilih yang kalian miliki dan jangan Golput, karena Golput bukan memecahkan masalah bagi keberlangsungan bangsa dan kemajuan bangsa Indonesia.