Pandemi yang melanda dunia hampir 2 tahun belakangan ini bukan hanya menimbulkan imbas pada kesehatan, perekonomian tapi juga pada kesehatan jiwa.
Pandemi memaksa kita untuk mengurangi aktivitas di luar rumah, baik itu bekerja maupun belajar. Bukan hal yang mudah menghadapi perubahan seperti ini. Kita dipaksa untuk menghadapi kebiasaan baru untuk menghindari meluasnya pandemi.
Dalam hal kegiatan menuntut ilmu, yang tadinya dilakukan belajar di sekolah, diubah menjadi belajar dari rumah (BDR). Orang tua dipaksa untuk menjadi guru di rumah yang mengawasi sekaligus menenerangkan pelajaran yang anak-anak tidak mengerti.
Banyak orang tua yang mengeluhkan kesulitan selama BDR atau PJJ (Pelajaran Jarak Jauh) ini. Banyak orang tua yang tidak bisa mengendalikan emosi mereka menghadapi anak yang lama kelamaan berkurang minat belajarnya.
Anak-anak memang memegang gadget untuk mendukung fasilitas PJJ mereka tapi sering kali banyak yang menghabiskan waktu dengan bermain game online hingga melupakan tugas sekolah. Tentu saja hal tersebut membuat kesabaran hati dan mental kedua orang tua diuji.
Berhubungan dengan webinar menyambut Hari Kesehatan Jiwa Sedunia yang diadakan pada Rabu (6/10) lalu yang membahas tentang kesehatan mental. Webinar yang diselenggarakan Kementrian Kesehatan ini mengambil tema Mental Health in An Equal World dengan narasumber pakar-pakar kesehatan jiwa profesional.
Kesehatan mental dan jiwa penting diperhatikan karena efeknya sangat berat bila tidak ditangani serius. Begitu juga dengan permasalahan orang tua yang menghadapi PJJ selama pandemi ini. Dibutuhkan koordinasi dengan pasangan di rumah dan juga guru yang membimbing.
Tidak sedikit ditemukan kasus kekerasan pada anak selama pandemi karena orang tua yang tidak tahan dan tidak sabar menghadapi PJJ selama pandemi ini. Oleh sebab itu dibutuhkan kerjasama antar berbagai pihak baik di rumah maupun di sekolah agar anak dapat menghadapi PJJ dan menyelesaikan tugas dengan baik serta orang tua juga dapat sabar membimbing anak-anaknya.
Dalam membantu mengatasi permasalahan kesehatan jiwa selama pandemi ini, pemerintah berusaha untuk memfasilitasi dengan membuka konsultasi di rumah sakit dan juga Puskesmas yang tentunya dicover oleh BPJS.
Jangan sampai dibiarkan berlarut-larut karena efek kedepannya dapat menimbulkan trauma baik kepada anak maupun orang tua itu sendiri.