Yuk Kelola Stress Agar Sehat Jasmani Rohani

Hidup dan bekerja di kota besar dengan segala rutinitas yang ditemui setiap hari tentu membuat tekanan tersendiri dalam kehidupan seseorang. Apalagi yang rumahnya jauh dari tempat bekerja yang biasanya pagi-pagi sudah harus berangkat. Terlambat sedikit aja kemacetanlah yang akan ditemui, walhasil masuk kantor bisa jadi terlambat. Sesampai di kantor kalo situasi kondusif mungkin akan sedikit melegakan, lain hal kalo keadaan atau situasi kantor sedang banyak-banyaknya kerjaan..wah bisa dibayangkan deh betenya kayak apa. Belum lagi kemungkinan adanya benturan dengan rekan kerja atau pimpinan. Hal tersebut bisa jadi semakin meningkatkan stress bagi pekerja itu sendiri.
Menurut data dari Kemenkes 1 dari 6,8 orang mengalami masalah kesehatan jiwa di tempat kerja. Dan justru perempuanlah yang beresiko 2 kali lebih besar dibandingkan laki-laki yang juga bekerja penuh waktu. Hal ini menunjukkan rentannya masalah kesehatan jiwa bagi para pekerja perempuan di Indonesia. Bahkan survey yang pernah dilakukan di suatu perusahaan kimia yang melibatkan 1900 pekerja menunjukkan bahwa lebih dari 20% pekerjanya mengalami gangguan mental emosional.
Menurut Undang Undang Kesehatan No.36/2009 definisi kesehatan adalah keadaan sehat baik secara fisik, mental spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Apabila kesehatan mental kita terganggu tentunya dapat mempengaruhi kesehatan fisik juga. Masalah kesehatan jiwa dan kesehatan fisik itu saling terkait dan saling mempengaruhi.

wp-image--454909370
(Dok;penulis)
Dalam rangka menyambut Hari Kesehatan Jiwa Sedunia 10 Oktober, Kemenkes mengadakan Temu Blogger pada Selasa (4/10) di gedung Kemenkes, Jakarta. Hadir di acara tersebut yaitu Dr.dr.Fidiansjah, Sp.KJ,MPH, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Masalah Kesehatan Jiwa dan Napza, ibu dr.Eka Viora, Sp.KJ, Ketua Pengurus Pusat Persatuan Dokter Spesialis Kesehatan Jiwa Indonesia (PP-DSKJI). Hari Kesehatan Jiwa Sedunia diperingati dengan tujuan meningkatkan kesadaran seluruh warga dunia akan pentingnya masalah kesehatan jiwa serta memobilisasi segala upaya untuk mendukung kesehatan jiwa. Hal ini juga merupakan salah satu kesempatan bagi seluruh pemangku kepentingan untuk bahu membahu dalam rangka mewujudkan masyarakat yang sehat jiwanya di seluruh dunia.
wp-image-2028361715
Dr.dr.Fidiansjah, Sp.KJ,MPH, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Masalah Kesehatan Jiwa dan Napza
Kesehatan jiwa di tempat kerja perlu diperhatikan, karena berdampak pada kinerja pekerja itu sendiri. Pekerja yang sehat tentunya akan bekerja dengan maksimal dan membawa efek kebahagiaan pada keluarga. Tapi apabila pekerja sakit tentunya berdampak pada rekan kerja, hasil kerja juga keluarga. Kesehatan jiwa di tempat kerja sangatlah penting. Secara global estimasi biaya pertahun dari penanganan masalah kesehatan jiwa sebesar 2,5 triliun USD dan diperkirakan akan terus bertambah mencapai 6 triliun USD pada tahun 2030. Bisa dibayangkan biaya yang dikeluarkan untuk menangani masalah kesehatan jiwa yang tiap tahunnya mengalami peningkatan apabila tidak segera ditangani segera.
Berbagai dampak dari masalah kesehatan jiwa terlihat pada kasus-kasus sebagai berikut, yaitu:

  • bahaya asbes dalam kesehatan
  • penyakit infeksi (kasus SARS)
  • alkoholisme dan penyalahgunaan zat kimia
  • stress, burnout (kelelahan mental) dan depresi
  • masalah kesehatan yang berkaitan dengan komputer
  • kekerasan di tempat kerja

Oleh karena itu pencegahan penyakit akibat kerjapun harus dilakukan seperti:

  • Melalukan identifikasi potensi bahaya penyakit akibat kerja
  • promosi kesehatan kerja sesuai dengan hasil identifikasi potensi bahaya yang ada di tempat kerja
  • melakukan pengendalian potensi bahaya di tempat kerja
  • pemberian informasi mengenai alat pelindung diri yang sesuai dengan potensi bahaya yang ada di tempat kerja dan cara pemakaian alat pelindung diri yang benar
  • pemberian imunisasi bagi pekerja yang terpajan dengan agen biologi tertentu

Karena pekerja mempunyai risiko terhadap masalah kesehatan yang disebabkan oleh proses kerja , lingkungan kerja serta perilaku kesehatan pekerja, maka tempat dan lingkungan kerja yang sehat tentunya menguntungkan pekerja dan pengusaha. Pekerja menjadi produktif dan pengusaha menuai keuntungan. Oleh sebab itu sudah selayaknya dilakukan juga penemuan dini penyakit akibat kerja dengan melalukan pemeriksaan kesehatan pra kerja, pemeriksaan berkala, pemeriksaan khusus dan surveilans kesehatan pekerja dan lingkungan kerja.

wp-image--71570915
Keluarga Bahagia=Keluarga Sehat,pekerja Sehat (Dok:penulis)
Upaya kesehatan pun dilakukan, baik melalui keluarga maupun pemerintah melalui penerapan paradigma sehat yaitu melalui program promotif-preventif sebagai landasan pembangunan kesehatan, pemberdayaan masyarakat dan keterlibatan lintas sektor. Upaya tersebut tentunya harus didukung juga oleh masyarakat. Seperti Gerakan Masyarakat Hidup Sehat atau GERMAS yang dicanangkan Kemenkes. GERMAS itu sendiri yaitu suatu tindakan sistematis dan terencana yang dilakukan secara bersama-sama oleh seluruh komponen bansa dengan kesadaran, kemauan dan kemampuan berperilaku sehat untuk meningkatkan kualitas hidup yang bertujuan meningkatkan produktivitas masyarakat, menurunkan beban biaya pelayanan kesehatan dan memperbaiki kualitas hidup masyarakat.
Jadi bekerja itu sebenarnya baik lho untuk kesehatan jiwa, karena dengan bekerja seseorang dapat merealisasikan keahliannya baik keahlian fisik maupun pikiran. Namun lingkungan kerja yang buruklah yang memicu terjadinya masalah kesehatan jiwa salah satunya stress itu. Karena akibat depresi dan kecemasan itu berdampak ekonomi. Bisa dibayangkan apabila ada pekerja yang mengalami masalah kesehatan jiwa dan dia seringkali tidak masuk kerja tentu berdampak kerugian pada perusahaan tempaty dia bekerja. Berbagai laporan tentang kasus-kasus di tempat kerja misalnya pelecehan dan intimidasi di tempat kerja. Tentu hal tersebut berdampak buruk terhadap kinerja si pekerja.
wp-image-1714588045
ibu dr.Eka Viora, Sp.KJ, Ketua Pengurus Pusat Persatuan Dokter Spesialis Kesehatan Jiwa Indonesia (PP-DSKJI) (berdiri,Dok:penulis)
Penyebab stress atau stressor itu dapat terjadi dari dalam (internal) biasanya berupa emosi yang kuat dan bersifat negatif, rasa takut, cemas, kuatir,marah, benci, cemburu, rendah diri, sedih dan tak berguna juga rasa kasihan terhadap diri sendiri. Sedang stressor yang dari luar (eksternal, baik lingkungan maupun organisasi) yaitu berupa reaksi individu dengan lingkungan, traumatik, reaksi terhadap kehilangan (kematian orang yang dicintai, perceraian, konflik, trauma,dll). Reaksi orang pun terhadap stressor berbeda-beda. Ada yang fight yaitu melawan stress itu sendiri atau mencari pemecahan terhadap permasalahan yang dihadapi, tapi ada juga yang flight atau melarikan diri dari permasalahan yang dihadapi.
wp-image--2138521199
(Dok:penulis)
Orang-orang yang fight menghadapi stressor itulah biasanya yang dapat mengelola stressnya. Karena bagaimanapun yang namanya stress pasti pernah menghinggapi kita. Stress memang bukan gangguan kesehatan, namun apabila tidak dikelola stress dapat menjadi virus yang dampaknya melebihi penyakit yang berbahaya sekalipun bahkan dapat menimbulkan kematian (bunuh diri atau bahkan membahayakan orang-orang disekitarnya).
Oleh sebab itu tinggal bagaimana kita bersikap untuk menghadapi stress tersebut, yang antara lain :

  • hindari situasi yang mengancam
  • ubah bagaimana kita melihat sesuatu
  • kontrol situasi
  • kelola bagaimana stress mempengaruhi kita
  • buat tujuan yang realistis
  • relaksasi
  • cari tahu apa yang lebih penting

Dengan mengetahui bagaimana kita mengelola stress, kita jadi lebih tahu tujuan pengelolaan stress itu sendiri, yaitu agar kita dapat mengenali penyebab stress dan mengetahui teknik-teknik kelolanya hingga kita dapat memperbaiki kualitas hidup kita agar menjadi lebih baik. Karena ketidak mampuan mengelola stress juga bisa dipersulit lagi dengan pengelolaan waktu yang tidak efektif dan harapan yang tidak realistis, yang pada akhirnya mendorong kita untuk melakukan hal-hal yang negatif untuk mengatasi atau menghindari situasi yang menekan.

wp-image--982797690
Aplikasi Sehat Jiwa dari Kemenkes (Dok:penulis)
Kesimpulannya adalah seberat apapun permasalahan yang ada disekitar kita, kata kuncinya ada pada keseimbangan hidup. Keseimbangan antara kehidupan keluarga, teman, karir dan kesehatan. Karena semua itu saling berhubungan dan saling berketergantungan. Yuuk seimbangkan kehidupan kita agar terhindar dari stress.
 
HQ’17
 
 
 
 
 

5 Replies to “Yuk Kelola Stress Agar Sehat Jasmani Rohani”

  1. Di tempat kerja banyak yang stress ya, kalau tekanan kerjanya berat. Nah kalau udah begitu marah-marah di rumah, keluarga jadi ikutan stress.
    Kita memang perlu kesehatan jiwa, biar tetap menjalani hidup dengan indah dan bahagia.

    1. bener vy…makanya kelola stress tuh perlu banget, tp seringnya sulit tuk dipraktekan ya..

  2. makasih banyak sharingnya mba, banyak org yg mengalami tekanan mental di lingkungan kerja n kesehatan mereka menurun 🙁 semoga dngn adanny aplikasi ini bisa mengurangi tekanan di kantor ya

    1. iya, sama2 ya.semoga bermanfaat maksih juga udah berkunjung.

Leave a Reply